Fahami tentang dunia yang penuh dengan ujian dan yang paling kita harus berwaspada agar kita tidak terlalai. Amat malang kita yang telah beriman terjebak dengan Al-Gurur seperti yang dcatatkan dalam al-Qur’an. Hari ini kita melihat tentang kecenderungan sebagian besar manusia tertipu oleh kehidupan yang serba canggih. Hanya dengan panduan agama kita dapat suatu sistem nilai yang diakui dan diyakini kebenarannya sebagai jalan menuju keselamatan hidup.
Orang yang ingkar adalah orang yang tidak mau mengikuti aturan kebenaran yang telah ditentukan dalam agama, sehingga Al-Gurūr adalah suatu tentangan bagi masyarakat yang beragama, tentangan bagi orang-orang yang mengikuti rumus kebenaran, tentangan bagi orang-orang yang patuh dan taat terhadap aturan keselamatan.
Al-Gurūr adalah bagai duri yang sifatnya menghancurkan sisi kehidupan manusia dan nilai kemanusiaan. Agama sebagai peraturan Ilahi yang bolih mengendalikan orang-orang yang memiliki akal sehat secara suka rela kepada kebaikan hidup di dunia dan keberuntungan di akhirat. Oleh karena itu Al-Gurūr adalah suatu penyakit jiwa yang menyesatkan akibat dari tipuan setan. menjerat seseorang dalam kebinasaan dan kehancuran akibat hawa nafsunya.
Seharus kita berhati-hati dengan kemewahan dan harta dunia. Umumnya kita sebagai umat Islam yang beriman dengan adanya hari akhirat tiada harta yang akan dibawa bersama kedalam kubur. Hanya ibadah dan amalan kebaikan sahaja yang menjadi bekal dibawa ke alam barzakh. Dunia dan isinya adalah perhiasan yang menyilaukan mata. Sesungguhnya insan yang beriman tidak tertipu dengan silau'an fatamorgana keindahan dunia.
Allah SWT dalam Al-Quran berfirman: "
"Wahai Rasulullah yang dikasihi! katakanlah, setiap perkara yang ada di dunia ini hanyalah perkara kecil - kecil dan tidak penting di mata Allah SWT."
Allah SWT dalam Al-Quran juga menyebut "Dunya sebagai tempat "Ghuroor" - Tempat khayalan; Tempat penipuan; Tempat di mana manusia ditipu dan ditipu; Tempat di mana manusia merasa tertarik.
Rasulullah ﷺ mengatakan bahawa Dunya ini berwarna hijau dan subur. Dan ia akan menarik anda ke arah dirinya sendiri. Melalui metafora anda dapat memahami hadis ini - Bayangkan bahawa orang berjalan melalui hutan dan mereka melihat ke kiri dan kanan mereka dan mereka melihat pemandangan yang subur, tumbuh-tumbuhan, buah-buahan dan mereka hanya mahu berjalan di luar jalan! - Dan inilah sirat-ul-mustaqim.
Sungguh mengagumkan bahawa Rasulullah ﷺ menjelaskan ini pada awalnya kepada para Sahabat (ra) tetapi sebenarnya bagi kita, kita benar-benar hidup di dunia - terutamanya mereka yang tinggal di barat seperti UK, AS, Kanada, Afrika, atau bahkan mereka yang hidup elit gaya hidup di dunia Islam dan kejiranan barat - di mana sahaja anda dapat melihat gaya, kehidupan dan fesyen yang gemerlap dan glamor serta berkilauan sebagai paparan dunia.
Saya masih ingat ketika saya bekerja dibandaraya, terdapat kedai-kedai perhiasan yang sangat terkenal; gedung membeli-belah; dikawasan beli belah mewah sekitar bandaraya; Komplek-komplek dan kedai-kedai ini mempunyai pameran yang mempamirkan barang yang bagus sehingga orang hanya ingin berjalan-jalan untuk melihat-lihat. Inilah yang menjadi tumpuan dunia pemasaran - mereka berusaha menjadikan dunia menarik; walaupun itu sesuatu yang jaiz di dunia!
Kita hidup dalam zaman materialistik; apa yang berlaku ialah semua pemasaran dan media ini mengambil alih hati kita; mengambil alih nafsu dan tarikan hati kita dan bukannya kita bersemangat untuk Allah swt, Qur'an, Sunnah Rasulullah ﷺ.
Saya berpesan kepada saudara-saudara muslim, ambillah dunia sekadarnya, sederhana dalam apa juga usaha kehidupan didunia. Janganlah terlalai dengan keinginan materi yang berlebihan. Jangan pula mencari keselesaan dalam kehidupan harian kita. Agama menjadi benteng dalam meneroka pujukan duniawi dan iman pula menjadi penunjuk sempadan kebatilan yang perlu dibatasi.