Taqarrub Kepada Allah.
Kedekatan manusia kepada Allah ﷻ tidaklah muncul tiba-tiba, tetapi melalui proses, seperti hubungan antara
dua orang manusia yang saling mencintai. Pada awalnya tidak saling mengenal,
tetapi dengan kerapnya pertemuan yang makin sering dari waktu ke waktu maka
akan timbul rasa kasih sayang yang kemudian menimbulkan pemahaman dan
pengenalan terhadap diri masing-masing. Dan rasa kasih sayang yang timbul
lambat laun akan menimbulkan rasa cinta. Ibarat dari pepatah, “Tak kenal maka
tak sayang.”
Begitupula apabila manusia ingin lebih mendekatkan diri kepada Allah ﷻ, maka manusia harus belajar mengenal Allah ﷻ, dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya sesuai dengan yang disyariatkan dalam Al-Qur’an dan As-sunnah-Nya. Kadangkala, dalam menjalani kehidupan keseharian, manusia tidak pernah luput dari permasalahan dan cobaan yang melanda hidup ini. Apakah dengan ujian itu akan menjadi lupa kepada Allah ﷻ atau akan lebih mendekatkan diri kepada Allah ﷻ. Ketika manusia sudah berusaha mendekatkan dirinya pada Allah ﷻ, maka Allah ﷻ akan mendekat pula kepada hambanya. Dari Anas r.a. berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda tentang yang diriwayatkannya dari tuhannya,
“Bila seorang hamba mendekat kepada-Ku (Allah ﷻ) sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Bila dia mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Dan bila dia mendekatiku dengan berjalan, maka Aku mendekatinya dengan berlari.“
(HR Bukhari)
KESALAH PAHAMAN TENTANG PENGERTIAN TAQARRUB ILALLAH
MAKNA TAQARRUB ILALLAH
“Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih aku cintai daripada melaksanakan apa yang Aku wajibkan kepadanya; tidaklah hamba-Ku terus mendekatkan diri kepada-Ku dengan nafilah-nafilah (nawâfil) hingga aku mencintainya.”
(HR al-Bukhari & Muslim, Fath al-Bari,
XVllllllll/342; Syrah Muslim, IX/35).