Bab 7: Dzikir kepada Allah - Mukasyafah Al Qulub

 Dzikir kepada Allah



Allah berfirman: "Kerana itu, ingatlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku ingat kepada kalian..."

فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ ١٥٢

(QS al-Baqarah [2]: 152).

Tsâbit bin al-Banânî رضي الله عنه. berkata, “Aku tahu kapan Allah mengingatku.” Muridnya bertanya, “Bagaimana Anda mengetahui hal itu?”

Tsâbit menjawab, “Apabila aku mengingat-Nya, Dia mengingatku.”

Allah berfirman: 

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ ذِكْرًۭا كَثِيرًۭا ٤١

... "berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyakbanyaknya"

(QS al-Ahzâb [33]: 41).

لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَبْتَغُوا۟ فَضْلًۭا مِّن رَّبِّكُمْ ۚ فَإِذَآ أَفَضْتُم مِّنْ عَرَفَـٰتٍۢ فَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ عِندَ ٱلْمَشْعَرِ ٱلْحَرَامِ ۖ وَٱذْكُرُوهُ كَمَا هَدَىٰكُمْ وَإِن كُنتُم مِّن قَبْلِهِۦ لَمِنَ ٱلضَّآلِّينَ ١٩٨

"Maka apabila kalian telah bertolak dari ‘Arafah, berdzikirlah kepada Allah di Masy‘aril Harâm. Dan berdzikirlah (dengan menyebut nama)Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepada kalian"

(QS al- Baqarah [2]: 198).

فَإِذَا قَضَيْتُم مَّنَـٰسِكَكُمْ فَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَذِكْرِكُمْ ءَابَآءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًۭا ۗ فَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا وَمَا لَهُۥ فِى ٱلْـَٔاخِرَةِ مِنْ خَلَـٰقٍۢ ٢٠٠

"Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana kamu menyebut-nyebut nenek moyangmu, atau berdzikir lebih banyak dari itu"

(QS al-Baqarah [2]: 200).

ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَـٰمًۭا وَقُعُودًۭا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَـٰذَا بَـٰطِلًۭا سُبْحَـٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ١٩١

ٱ"(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk, atau sambil berbaring ..."

 (QS Âli ‘Imrân [3]: 191).

فَإِذَا قَضَيْتُمُ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ قِيَـٰمًۭا وَقُعُودًۭا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمْ ۚ فَإِذَا ٱطْمَأْنَنتُمْ فَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ ۚ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ كَانَتْ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ كِتَـٰبًۭا مَّوْقُوتًۭا ١٠٣

"Maka apabila kalian telah selesai shalat, ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk, dan di waktu berbaring"

(QS al-Nisâ’ [4]: 103).

Tentang ayat 103 surah al-Nisâ’ di atas, Ibn

‘Abbâs رضي الله عنه. berkata: 

“Maksudnya adalah (mengingat Allah) pada malam dan siang hari, di daratan dan lautan, dalam perjalanan dan ketika tinggal di rumah, ketika kaya dan dalam keadaan miskin, ketika sakit dan ketika sehat, dan secara tersembunyi dan terang-terangan.”

إِنَّ ٱلْمُنَـٰفِقِينَ يُخَـٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَـٰدِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوٓا۟ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُوا۟ كُسَالَىٰ يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِيلًۭا ١٤٢

Ketika mencela orang-orang munafik,  Allah berfirman:  "Dan tidaklah mereka mengingat Allah kecuali sedikit sekali "

(QS al-Nisâ’ [4]: 142).


وَٱذْكُر رَّبَّكَ فِى نَفْسِكَ تَضَرُّعًۭا وَخِيفَةًۭ وَدُونَ ٱلْجَهْرِ مِنَ ٱلْقَوْلِ بِٱلْغُدُوِّ وَٱلْـَٔاصَالِ وَلَا تَكُن مِّنَ ٱلْغَـٰفِلِينَ ٢٠٥

"Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu  dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai"

(QS al-A‘râf [7]: 205).

ٱتْلُ مَآ أُوحِىَ إِلَيْكَ مِنَ ٱلْكِتَـٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ ۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ ٱللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ ٤٥

"Dan sesungguhnya dzikirullâh itu lebih besar (keutamaannya) "

(QS al-‘Ankabût [29]: 45).

Ibn ‘Abbâs Ra berkata; 

“Ayat di atas—al- ‘Ankabût: 45—memiliki dua makna, yaitu pertama, dzikir Allah kepadamu lebih besar daripada dzikirmu kepada-Nya, dan kedua, dzikir kepada Allah lebih utama daripada seluruh ibadah yang lain.”

Rasulullah Saw bersabda;  “Orang yang berdzikir kepada Allah di tengah orang-orang yang lalai seperti pohon hijau di tengah pohonpohon yang kering.” “Orang yang berdzikir kepada Allah di tengah orang-orang yang lalai seperti orang yang berjuang di tengah orang-orang yang lari dari medan perang.”

Allah ‘Azza wa Jalla befirman;

 “Aku bersama hamba-Ku selama dia mengingat-Ku dan bibirnya bergerak karena Aku.”

Diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda

“Tidaklah anak Âdam mengerjakan suatu amalan yang lebih menyelamatkannya dari siksa Allah daripada dzikir kepada-Nya.” 

Para sahabat bertanya; “Wahai Rasulullah, bukan jihad di jalan Allah?” 

Rasulullah menjawab, “Bukanlah jihad di jalan Allah melainkan kamu menebaskan pedangmu hingga patah. Kemudian, kamu menebaskannya lagi hingga patah.”

Rasulullah juga pernah bersabda;, “Barangsiapa ingin tinggal di taman-taman surga, hendaklah dia memperbanyak dzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla.”

Rasulullah ditanya, amalan apa yang paling utama. Beliau menjawab, “Engkau mati sementara lisanmu selalu basah karena dzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla.”

Laluilah waktu pagi dan petang dalam keadaan lisanmu selalu basah karena dzikir kepada Allahniscaya engkau melalui waktu pagi dan petang  itu tanpa ada dosa padamu. Berdzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla pada waktu pagi dan petang adalah lebih utama daripada menebaskan pedang di jalan Allah dan memberikan harta karena kedermawanan.

Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Allah berfirman; “Apabila hamba-Ku mengingat- Ku dalam dirinya, Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Jika dia mengingatku dalam keramaian, Aku mengingatnya dalam keramaian yang lebih baik dari itu. Apabila dia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepada-Nya sehasta. Apabila dia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepada-Nya sedepa. Apabila dia berjalan kepada-Ku, Aku berlari kepadanya.”

Makna “berlari kepadanya” adalah segera mengabulkan doanya.

Abu al-Dardâ’ meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda; “Maukah aku beritahukan kepadamu perbuatanmu yang lebih baik dan lebih suci di antara barang milikmu dan lebih tinggi di antara derajatmu dan lebih baik bagimu daripada pemberian uang dan emas, serta lebih baik bagimu daripada menghadapi musuhmu lalu kamu menebas leher mereka dan mereka pun menebas lehermu?” Para sahabat bertanya;

“Apa itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Selalu berdzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla.”

Allah berfirman, “Barangsiapa yang disibukkan dengan berdzikir kepada-Ku daripada memohon kepada-Ku, Aku akan memberinya lebih baik daripada yang Aku berikan kepadanya ketika dia memohon kepada- Ku.

Al-Fudhayl berkata;, “Telah sampai kabar kepada kami bahwa Allah Azza wa Jalla berfirman, ‘Wahai hamba-Ku, berdzikirlah kepada-Ku sesaat setelah shalat subuh dan sesaat setelah shalat asar, maka Aku penuhi keperluanmu di antara dua waktu itu.”

Seorang ulama mengatakan, bahwa Allah Azza wa Jalla berfirman; “Kapan pun Aku memperhatikan hati seorang hamba, lalu Aku dapati sebagian besarnya disibukkan dengan berdzikir kepada-Ku, maka Aku mengawasi kebijakannya.

Aku menjadi teman duduknya, teman bicaranya, dan kekasihnya.”

Al-Hasan Ra berkata, “Dzikir itu ada dua, pertama, dzikir kepada Allah di antara dirimu dan Allah. Kedua, yang lebih bagus, lebih besar pahalanya, dan lebih utama daripada itu adalah, ingat kepada Allah ketika menghadapi sesuatu yang diharamkan-Nya.”

Diriwayatkan bahwa setiap nyawa keluar dari dunia dalam keadaan haus kecuali nyawa orang yang selalu berdzikir kepada AllahMu’âdz bin Jabbal Ra berkata, “Tidak ada yang disesali penghuni surga selain sesaat yang mereka lalui tanpa berdzikir kepada Allah.”

Rasulullah bersabda, “Tidak duduk suatu kaum di dalam sebuah majelis seraya berdzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla melainkan para malaikat mengelilingi mereka dan menyurahkan rahmat kepada mereka. Allah pun menyebutkan mereka di tengah-tengah para malaikat yang ada di sisi-Nya.

“Tiadalah suatu kaum berkumpul seraya berdzikir kepada Allah tanpa menginginkan sesuatu selain keridhaan-Nya melainkan penyeru dari langit memanggilnya, ‘Berdirilah dengan ampunan bagimu. Kejelekan-kejelekanmu telah diganti dengan kebaikan.”’

“Tidak duduk suatu kaum tanpa bedzikir kepada Allah dan tidak bershalawat kepada Rasulullah melainkan bagi mereka kerugian pada hari kiamat.”

Dâwûd As berkata, “Wahai Tuhanku, jika Engkau melihatku melewati majlis para penzikir menuju majlis orang-orang lalai, hancurkanlah kakiku, bukan mereka, karena hal itu merupakan kenikmatan yang Engkau karuniakan  kepadaku.”

Abû Hurayrah berkata, “Penghuni langit memperhatikan rumah-rumah pendudukbumi tempat disebutkan nama Allah, sebagaimana mereka memerhatikan bintang-bintang.”

Sufyân bin ‘Uyaynah Ra berkata, “Jika suatu kaum berkumpul untuk berdzikir kepada Allah, setan dan dunia lari dari mereka. Setan berkata kepada dunia, ‘Tidakkah engkau lihat apa yang mereka perbuat?’ Dunia menjawab, ‘Tinggalkan mereka, karena jika mereka telah berpisah, aku akan membawa leher mereka kepadamu.”

Abû Hurayrah رضي الله عنه. meriwayatkan bahwa dia masuk pasar. Dia berkata, “Aku lihat kalian di sini sementara warisan Rasulullah dibagikan di dalam masjid.” Orang-orang pergi ke masjid dan meninggalkan pasar. Namun, mereka tidak melihat warisan itu. Mereka berkata, “Wahai Abû Hurayrahرضي الله عنه. , kami tidak melihat warisan dibagikan di dalam masjid.” 

Abû Hurayrah رضي الله عنه. balik bertanya, “Apa yang kalian lihat?” Mereka menjawab, “Kami hanya melihat suatu kaum sedang berdzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan membaca al-Quran.” Abû Hurayrahرضي الله عنه. berkata;

“Itulah warisan Rasulullah.”

A’masy meriwayatkan hadis dari Abû Shâlih رضي الله عنهdari Abû Hurayrahرضي الله عنه. dan Abû Sa’îd al-Khudrî رضي الله عنه.dari Rasulullah: Allah ‘Azza wa Jalla memiliki para malaikat yang selalu memuji-Nya di bumi. Mereka mencatat amalan manusia. Apabila mereka menemukan suatu kaum sedang berdzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla, mereka menyeru,

“Marilah kepada pasukan kami.” Mereka datang dan mengelilingi para malaikat. Kemudian, para malaikat itu kembali ke langit. Allah bertanya  kepada para malaikat itu, “Apa yang dikerjakan hamba-hamba-Ku ketika kalian meninggalkanmereka?”

Para malaikat menjawab; “Kami meninggalkan mereka dalam keadaan sedang memuji, memuliakan, dan menyucikan-Mu.”

“Apakah mereka melihat-Ku?”

“Tidak.”

“Bagaimana kalau mereka melihat-Ku?”

“Kalau mereka melihat-Mu, niscaya akan lebih banyak lagi mereka bertasbih dan memuliakan- Mu.”

“Dari apa mereka mohon perlindungan?”

“Dari api nereka.”

“Apakah mereka melihatnya?”

“Tidak.”

“Bagaimana kalau mereka melihatnya?”

“Kalau mereka melihatnya, niscaya mereka lebih takut lagi padanya dan lebih banyak berusaha menghindarinya.”

“Apa yang mereka cari?”

“Surga.”

“Apakah mereka melihatnya?”

“Tidak.”

“Bagaimana kalau mereka melihatnya?”

“Kalau mereka melihatnya, tentu lebih besar lagi keinginan mereka padanya.”

Allah berfirman, “Aku bersaksi kepada mereka bahwa Aku telah mengampuni

mereka.”

Kemudian para malaikat berkata, “Di antara mereka ada si Fulan yang tidak menemui mereka melainkan karena punya suatu keperluan.

Allah menjawab, “Mereka adalah kaum yang majlis mereka tidak mencelakakan.”

Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik ucapan yang aku dan para nabi sebelumku ialah Lâ ilâha illallâh wahdahû lâ syarîkalah (tiada tuhan selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya).”

“Barangsiapa mengucapkan Lâ ilahâ illallâh wahdahû lâ syarîkalah, lahu-l-mulku wa lahu-lhamdu wa huwa ‘alâ kulli syay’in qadîr (tiada tuhan selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan segala pujian.

Dia Mahakuasa atas segala sesuatu) setiap hari 100 kali, dia memperoleh pahala sama dengan pahala memerdekakan sepuluh hamba sahaya, dituliskan baginya 100 kebaikan, dan dihapuskan darinya 100 kejelekan. Selain itu, dia memperoleh perlindungan dari gangguan setan pada hari itu hingga malam. Tidak ada seorang pun yang memperoleh sesuatu yang lebih utama daripada itu selain orang yang mengamalkan lebih daripada itu.”

“Tiadalah seorang hamba berwudhu, lalu membaguskannya, kemudian mengangkat kedua tangannya sambil berdoa, Asyhadu allâ ilâha illallâh wahdahû lâ syarîkalah. Wa asyahadu anna Muhammadan ‘abduhû wa rasûluh (aku bersaksi, sesungguhnya Tiada tuhan selain Allah, tiada sekutu baginya. Dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya) melainkan dibukakan baginya pintu-pintu surga. Dia masuk dari pintu yang disukainya.”