Saturday

7 Larangan Fitnah dalam Islam dan Dalilnya.


7 Larangan Fitnah dalam Islam dan Dalilnya.
   


Fitnah dalam islam merupakan suatu hal yang masih banyak dilakukan oleh orang-orang untuk tujuan menjatuhkan orang lain atau untuk tujuan buruk lainnya. Fitnah merupakan suatu perbuatan penisbatan kepada oranglain dimana orang yang di tuduh tidak melakukan perbuatan tersebut.

Fitnah merupakan satu perbuatan yang sangat tercela karena dengan melaukan fitnah maka kita dapat mencemarkan nama baik, menurunkan harga diri orang yang di fitnah, dan banyak lagi masalah yang akan timbul untuk orang yang di fitnah.
Sehingga muncul pepatah bahwa fitanah lebih kejam dari pembunuhan. Ketika seseorang melakukan fitnah maka akan banyak dampak yang ditimbul baik itu untuk orang yang di fitnah maupun untuk dirinya sendiri. Dampak yang ditimbulkan akibat fitnah yaitu munculnya penyakit hati seperti syirik, angkuh, kikir dan juga dapat menyebabkan kesengsaraan, dan berbagai hal buruk lainnya.

Selain menimbulkan dampak yang buruk fitnah dalam Islam merupakan satu hal yang paling dilarang. Berikut ini larangan fitnah dalam Islam yang wajib Anda ketahui. Simak penjelasannya dibawah ini!
1. Fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan

وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُم مِّنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ وَلاَ تُقَاتِلُوهُمْ عِندَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ حَتَّى يُقَاتِلُوكُمْ فِيهِ فَإِن قَاتَلُوكُمْ فَاقْتُلُوهُمْ كَذَلِكَ جَزَاء الْكَافِرِينَ

Artinya : “Dan bunuhlah mereka dimanapun kamu temui mereka, kemudian usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir kamu; dan fitnah itu lebih kejam dari pada pembunuhan. Dan janganlah kamu perangi mereka di Masjidil Haram terkecuali jika mereka perangi kamu di tempat tersebut. Jika mereka perangi kamu maka perangilah mereka. Demikianlah balasan untuk orang kafir.”
(QS.Al-Baqarah : 191)

Makna dari ayat tersebut yaitu fitnah merupakan satu perbuatan yang dapat menimbulkan kekacauan. Fitnah dapat menimbulkan dampak buruk seperti mengusir teman atau sahabat dari kampung halamannya, dapat merampas harta, dapat menyakiti hati seseorang dan bahkan dapat mengganggu kebebasan seseorang pada saat beragama. Cara terhindar dari fitnah wanita yaitu meningkatkan keimanan.



2. Dosa melakukan fitnah lebih besar dari pada membunuh

Selain dalam surat Al-Baqarah ayat 191 larangan dan bahaya fitnah dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 217.
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ وَصَدٌّ عَن سَبِيلِ اللّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِندَ اللّهِ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ وَلاَ يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّىَ يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُواْ وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُوْلَـئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَأُوْلَـئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Artinya :
Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) mengenai berperang di bulan haram. Katakanlah “Melakukan perang pada bulan haram merupakan (dosa) besar. Tetapi menghalangi orang di jalan Allah dan ingkar kepada-Nya (menghalangi orang yang masuk) Masjidil Haram dan juga mengusir penduduk yang ada disekitarnya lebih besar (dosanya) menurut pandangan Allah.

Sedangkan fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Mereka tidak akan pernah berhenti perangi kamu sampai murtad, jika sanggup. Barangsiapa orang yang murtad dari agamanya, kemudian dia mati dalam keadaan kekafiran maka akan sia-sia amalnya di dunia maupun di akhirat dan mereka merupakan penghuni neraka dan akan kekal di dalamnya
QS.Al-Baqarah:217)”. (
Dalam ayat tersebut fitnah dikatakan penganiayaan dalam berbagai perbuatan yang dilakukan untuk menindas islam dan juga kaum muslim. Oleh karena itu fitnah sangatlah dilarang.

3. Orang yang melakukan fitnah orang kafir dan jahanam merupakan tempat untuk orang kafir

وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ ائْذَن لِّي وَلاَ تَفْتِنِّي أَلاَ فِي الْفِتْنَةِ سَقَطُواْ وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحِيطَةٌ بِالْكَافِرِينَ

Artinya :
“Diantara mereka ada orang berkata “berilah saya izin (tidak berperang) dan janganlah menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah.” Ketahuilah bahwa orang yang terjerumus ke dalam fitnah dan sesungguhnya Jahannam itu benar meliputi orang kafir.
(QS.At-Taubah:49).

Makna dari surat tersebut yaitu ketika seseorang melakukan atau terjerumus fitnah maka orang tersebut termasuk ke dalam orang kafir dan jahanam merupakan tempat yang akan mengelilingi orang tersebut di hari kiamat.
4. Fitnah akan membuat hidup menyesal

Fitnah merupakan satu hal yang sangat amat dilarang. Ketika seseorang melakukan fitnah maka akan menyebabkan hidup orang tersebut menjadi menyesal akan perbuatan tersebut. Oleh karena itu ketika mendengar suatu berita berhati-hatilah jangan sampai mempercayai fitnah. Allah berfirman dalam Surat Al-Hujurat ayat 6.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang orang fasik membawa berita maka periksa berita tersebut dengan teliti agar tidak menyebabkan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang nantinya akan menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan tersebut”.

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa ketika kita mendengar suatu berita buruk maka periksalah. Karena jika berita tersebut sebuah fitnah maka termasuk ke dalam dosar besar.
5. Fitnah lebih berat dari ketidaktaatan

Selain lebih kejam dari pada pembunuhan fitnah merupakan perbuatan yang lebih berat dari ketidaktaatan. Melakukan fitnah akan menyebabkan hukuman yang lebih berat. Allah menghukum seseorang yang melakukan fitnah lebih besar dari pada orang yang melakukan dosa besar. Fitnah merupakan dosa yang tak terampuni.

Melakukan fitnah akan menyebabkan suatu kebingungan. Ketika seseorang melakukan fitnah maka akan ada banyak orang yang terjatuh ke dalam dosa besar akibat fitnah dan banyak orang tidak menyadari hal tersebut. Tidak akan ada pengampunan bagi orang yang melakukan fitnah. Itulah sebabnya mengapa orang tidak menyukai fitnah.

6. Tidak akan diberi syafa’at Nabi SAW

Rasulullah SAW bersabda “Syafaa`ti li ahl al-kabaair min ummati, Syafaatku untuk orang yang melakukan dosa besar”. Dari hadits tersebut menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak akan memberikan syafaatnya untuk orang-orang yang melakukan fitnah. Orang yang melakukan fitnah dikutuk seperti iblis.

Jika tidak ada orang yang mengeluarkan kutukan tersebut maka fitnah adalah tertidur dan Allah sangat mengutuk orang yang membangunkan fitnah ataupun menyebarkan fitnah. Oleh karena itu fitnah sangatlah dilarang oleh Allah karena tidak akan diberi syafa’at oleh Nabi Muhammad SAW. Salah satu cara menghadapi fitnah menurut islam yaitu menghadapinya dengan sabar.
7. Fitnah akan mencegah seseorang masuk surga

Fitnah merupakan dosa wanita yang paling dibenci Allah dan dilarang dalam Islam karena dapat mencegah seseorang masuk surga. Seseorang yang melakukan fitnah, ghibah dan juga menggunjing tidak akan pernah masuk surga mereka merupakan orang yang bangkrut sekalipun mereka berpuasa dan berdoa.

Rasulullah SAW bertanya kepada sahabat “siapakah orang yang bangkrut?” lalu mereka berkata “orang yang tidak memiliki kekayaan”. Kemudian Rasulullah SAW berkata “Bukan itu, orang yang bangkrut adalah orang yang tidak mempunyai amal ibadah.” Lalu sahabat bertanya kembali “Bahkan ketika orang tersebut mengerjakan shalat dan puasa?”

Dan Rasulullah SAW menjawab

“bahkan ketika dia shalat dan puasa karena perbuatan baiknya akan diberikan kepada orang yang terzalimi, dia ghibah dan juga fitnah bahkan perbuatan buruk orang yang di fitnah dan di tindas akan diberikan kepada orang yang memfitnahnya.”

Oleh sebab itu janganlah sekali-kali melakukan fitnah karena fitnah merupakan perbuatan yang sangat dilarang oleh agama. Sekian pembahasan mengenai 7 larangan fitnah dalam Islam. Semoga bermanfaat.
Referensi;dalamislam.com


Fitnah Dalam Islam


Fitnah Dalam Islam
Hukum, Macam – Macam Fitnah dan Bahayanya.





Fitnah artinya perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang. Kata fitnah berasal dari bahasa Arab (الفِتْنَةُ) yang bermakna ujian dan cobaan.

Di dalam Al-Qur’an dan hadist sendiri ada banyak makna tentang fitnah, seperti fitnah bermaksud Syirik Dalam Islam, berpaling dari jalan yang benar, sesat, pembunuhan dan kebinasaan, perselisihan dan peperangan, kemungkaran dan kemaksiatan. Termasuk adalah menyebar berita dusta atau bohong atau mengada-ngada yang kemudian merugikan orang lain juga termasuk dalam fitnah. padahal Bahaya Berbohong Dan Hukumnya Dalam Islam sudah jelas termasuk Fungsi Al-Quran dalam Kehidupan Sehari-hari.

Hukum Fitnah
Fitnah merupakan suatu kebohongan besar yang sangat merugikan dan termasuk dalam dosa yang tak terampuni oleh Allah SWT. Oleh karenya, Islam melarang umatnya memfitnah sebab fitnah adalah haram.

Allah SWT berfirman yang artinya;
Wahai orang yang beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka, (sehingga kamu tidak menyangka sangkaan yang dilarang) karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah sebagian kamu menggunjing setengahnya yang lain. Apakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? ( Jika demikian kondisi mengumpat) maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Jadi patuhilah larangan-larangan tersebut) dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”
(Q. S. Al-Hujarat : 12).

Seorang Sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah;

“Wahai Rasulullah, apakah ghibah itu? Lalu Rasulullah menjawab; ‘Menyebut sesuatu yang tidak disukai saudaramu di belakangnya.’ Kemudian Sahabat kembali bertanta; ‘Bagaimana jika apa yang disebutkan itu benar?’ Rasulullah kemudian menjawab; ‘kalau sekiranya yang disebutkan itu benar, maka itulah ghibah. Tetapi jika hal itu tidak benar, maka engkau telah melakukan buhtan (kebohongan besar).”
(H. R. Muslin, Abu Daud, dan At-Tirmidzi).

Allah SWT berfirman yang artinya;
“Maka nyatalah bahwa tidak ada yang lebih zhalim dari orang yang mereka-reka perkara-perkara yang dusta terhadap Allah, dan mendustakan sebaik-baik saja kebenaran itu disampaikan kepadanya. Bukankah (telah diketahui bahwa) dalam neraka jahanam tersedia tempat tinggal bagi orang2 kafir?”
(Q. S. Az-Zumar : 32).

“Maukah Aku beritakan kepadamu, kepada siapakah syaitan-syaitan itu selalu turun? Mereka turun ke tiap-tiap pendusta yang berdosa, yang mendengar sungguh-sungguh (apa yang disampaikan oleh syaitan-syaitan itu) sedangkan kebanyakan beritanya adalah dusta.” 
(Q. S. Asy-Syuras : 221-223).
“Fitnah itu besar (dahsyat) dari melakukan pembunuhan.”
(Q. S. Al-Baqarah : 217).

Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Hudzaifah RA, Rasulullah SAW bersabda yang artinya;  “Tidak akan masuk surga orang yang suka menebar fitnah.”




Macam – macam Fitnah

Ada dua macam fitnah, yakni fitnah syubhat dan fitnah syahwat.




1.    Fitnah Syubhat
Syubhat berarti samar-samar atau tidak jelas. Dalam fiitnah syubhat, seseorang menjadi rusak ilmu dan keyakinannya sehingga menjadikan perkaran ma’ruf menjadi samar dengan kemungkaran, sementara kemungkaran sendiri tidak ia hindari (dikerjakan). Fitnah syubhat merupakan fitnah paling berbahaya oleh karena kurangnya ilmu dan lemahnya bashirah, ketika diiringi dengan niat buruk dan hawa nafsu maka timbullah fitnah besar dan keji.

Rasulullah SAW  sangat mengkahwatirkan fitnah syubhat, sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Abu Barzah Al-Aslamy, beliau bersabda yang artinya;

“Sesungguhnya di antara yang aku takutkan atas kamu adalah syahwat mengikuti nafsu pada perut kamu dan pada kemaluan kamu serta fitnah-fitnah yang menyesatkan.”
(H. R. Ahmad).

YangTermasuk dalam fitnah syubhat adalah;
Kekafiran
Allah SWT berfirman yang artinya;

“Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, Maka hapuslah amalan- amalan mereka, dan Kami tidak Mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat. 
(Q. S. Al Kahfi 18: 103-105).
Kemunafikan
Allah SWT berfirman yang artinya;

“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. dan bila dikatakan kepada mereka: ’Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi.’ Mereka menjawab: “Sesungguhnya Kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” 
(Q. S. Al Baqarah 2: 10-11)

Bid’ah penyebab perpecahan
Sebuah hadist dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan RA,

Ketahuilah, sesungguhnya Rasulullah SAW berdiri kepada kami, lalu bersabda: Ketahuilah, sesungguhnya Ahlul Kitab sebelum kamu telah berpecah-belah menjadi 72 agama. Dan sesungguhnya agama ini (Islam) akan berpecah-belah menjadi 73 agama. 72 di dalam neraka, dan sati di dalam sorga, yaitu Al-Jama’ah.

“Dan sesungguhnya akan muncul beberapa kaum dari kalangan umatku yang hawa-nafsu menjalar pada mereka sebagaimana virus rabies menjalar pada tubuh penderitanya. Tidak tersisa satu urat dan persendian kecuali sudah dijalarinya.”
(H. R. Abu Dawud, Ahmad, Al-Hakim).


2.  Fitnah Syahwat
Fitnah syahwat merupakan segala perbuatan yang dapat melemahkan dan mengikis iman seseorang disebabkan oleh mengikuti hawa nafsu. Mereka yang terkena fitnah syahwat biasanya malas beribadah serta tidak segan melanggar perintah Allah dan mengerjakan apa yang dilarang. Hal ini disebabkan oleh hawa nafsu beserta andil dari iblis yang senantiasa mengiringi dan membuat iman semakin lemah.

Umumnya, fitnah syahwat adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia, kesenangan, dan yang membangkitkan hawa nafsu.Allah SWT berfirman yang artinya;

Dijadikan indah bagi manusia kecintaan kepada syahwat (apa-apa yang diingini) berupa wanita, anak-anak, harta kekayaan yang berlimpah dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia. Dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (surga).”
(Q. S. Al-Imran : 14).

Bahaya Fitnah
Allah SWT berfirman yang artinya;

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”.
(Q. S. Al Hujurat : 6).

Apapun yang kita dengar dari orang lain, segala ucapan itu kita terima dengan telinga, bukan dengan lidah (ucapan). Berita-berita itu menyebar luas dari telinga ke telinga seolah keluar dari mulut ke mulut. Hati adalah yang menentukan apakah semua berita yang di dengar itu adalah benar atau salah. Allah SWT berfirman yang artinya;

“Kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja.Padahal dia pada sisi Allah adalah besar
(Q. S. An Nur : 15).

Selanjutnya, firman Allah SWT mengenai pertanggung jawaban panca indera kita di akhirat;

Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la’nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka adzab yang besar, pada hari (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. Pada hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yang setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka, bahwa Allah-lah Yang Benar, lagi Yang menjelaskan (segala sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya).”
(Q. S. An Nur : 23-25).

Fitnah itu hukumnya sangat berat, lebih berat daripada ketidaktaatan atau dosa besar. Sebab fitnah itu sendiri berbahaya;
Menimbulkan kesengsaraan
Oleh sebab berita yang disebarkan tidaklah benar, fitnah sangat merugikan terutama bagi orang yang difitnah dan bisa jadi harga dirinya hancur di mata masyarakat dan menjadi bahan cemoohan. Sedangkan bagi yang memfitnah sendiri tidak akan lagi bisa dipercaya dan setiap orang pasti akan menjauhinya.

Menimbulkan keresehan
Oleh sebab fitnah yang disebarkan masyarkat jadi tidak tenang karena takut. Misalnya, ada yang difitnah menjadi pencuri, pastinya orang akan takut jika suatu saat mereka akan jadi korban.

Memecah kebersamaan dan tali silaturrahmi
Satu fitnah bisa menghancurkan satu bangsa karena satu fitnah saja bisa menimbulkan berbagai masalah yang akhirnya bisa menjadi seperti lingkaran setan (masalah yang tiada akhir). Padahal Keutamaan Menyambung Tali Silaturahmi dalam Islam sangatlah besar.

Dapat mencelakai orang lain
Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan, pada kenyataannya itu memang benar. Fitnah umumnya dilatarbelakangi ketidaksukaan atau kebenciaan terhadap orang lain, tidak menutup kemungkinan turut membangkitkan niatan jahat berbuat kriminal yang dapat mencelakai orang lain.

Fitnah merugikan orang lain
Sudah sangat jelas bahwa fitnah banyak memberikan korbannya kerugian, mulai dari fisik, psikis, sampai harta benda dan keluarga. Yang paling menyakitkan adalah hancurnya harga diri karena pada dasarnya setiap manusia pasti ingin dihargai di mata manusia lainnya.

Tanda orang munafik
Ciri-ciri orang munafik yakni; bicaranya dusta, ketika diberi kepercayaan (amanah) justru mengkhianatinya, dan melanggar janji.

Masuk neraka
Fitnah merupakan salah satu dosa besar yang menjadi penghalang seorang Muslim masuk surga. Akibat dari perbuatan fitnah sendiri akan menjadi tanggungannya seumur hidup yang apabila tidak segera bertaubat maka neraka lah ancamannya.


Bab: Syukur Dengan Nikmat Allah SWT - (2)

Related image





Syukur dengan nikmat Allah SWT adalah antara sifat-sifat mulia para Nabi2 Allah juga Rasul2 Allah SWT. Syukur dengan nikmat2 Alllah SWT yang mereka terzahir pada sifat zahir dan batin mereka, antara Nabi2 Allah SWT yang paling banyak bersyukur malah sentiasa bersyukur adalah Nabi Nuh AS dan Nabi Ibrahim AS. Walau perlbagai rupa bentuk ujian demi ujian mereka tetap bersyukur dengan nikmat Iman dan kehidupan yang berikan olih Allah SWT. Bersyukur kepada Allah SWT adalah antara sifat2 unggul  insan yang beriman. Antara nikmat dan keutamaan yang dikurniakan kepada hamba Nya yang sentiasa berikut bolihlah di gariskan secara ringkas seperti berikut:

Ada 21 keutamaan yang didapati olih hamba2  Nya yang sentiasa bersyukur dengan nikmat-nikmat kurnian Allah Wajala.

(1)
Bersyukurlah - Syukur  seorang hamba kerana diberi cahaya keimanan pada dirinya.

(2)
Bersyukurlah - Syukur kerana dikurnia Allah SWT dengan kesihatan yang baik. umur yang panjang dan harta dunia yang mencuckupi.

(3)
Bersyukurlah - Syukur diberi Allah SWT dengan rezeki yang beroqah.

(4)
Bersyukurlah - Syukur kerana diberi kecenderungan menuju jalan ke Akhirat agar mendapat nikmat syurga.

(5)
Bersyukurlah - Syukur kerena mendapat nikmat sabar dengan ujian dari Allah SWT dalam pelbagai rupa dan bentuk.

(6)
Bersyukurlah - Syukur kerana sentiasa berusaha membersihkan jiwa dan menjauhkan penyakit2 hati.

(7)
Bersyukurlah - Syukur kerana dapat mendidik jiwa agar tidak terjerumus dalam sifat-sifat  dendam  kesumat.

(8)
Bersyukurlah - Syukur dengan peringatan Allah Rabbul Jallaluh agar sentiasa berusaha dan istiqamah dalam membina jati diri.

(9)
Besryukurlah - Syukur dengan kesabaran kurniaan Allah SWT bila ditimpa kesusahan dan musibah kerana itu mungkin kifarah dari dosa yang kita lakukan.

(10)
Bersyukurlah - Syukur dengan kesempurnaan tubuh badan yang diberikan olih Allah SWT.

(11)
Bersyukurlah - Syukur  adalah antara sifat-sifat mamuddah yang diberikan terhadap hamba-hambanya yang sentiasa Tawakkal. Sifat terpuji yang diberi kepada hamba Nya yang bertakwa.

(12)
Bersyukurlah -  Syukur menjadi hamba Nya yang tidak terpalit dengan sifat sombong kerana insaf dan  mengerti bahawa semua kurniaan dan kejayaan adalah dengan izin Allah SWT.

(13)
Bersyukurlah - Syukur dengan kehidupan yang terhindar dari pelbagai rupa azab dan bencana dari Allah SWT. seperti - gempa, ribut taufan dan lain2 nya.

(14)
Bersyukurlah - Syukur mendapat tambahan nikmat dari Allah SWT kerana diri yang sentiasa bersyukur dengan nikmat kurniaan Nya.

(15)
Bersyukurlah - Syukur dengan usaha dan jalan petunjuk yang diberi Allah SWT  supaya dapat menghindarkan diri dari hasutan syaitan dan Iblis.

(16)
Bersyukurlah -  Syukur kerana berjaya dalam menempuh kehidupan didunia  dengan berpandukan Taqwa nya, dalam pandangan Allah SWT.

(17)
Bersyukurlah -  Syukur mendapatkan keberkatan dalam kehidupan didunia dimana Allah SWT terus menambah nikmat dan keberkatan dalam hidup nya.

(18)
Bersyukurlah -  Syukur kerana dapat memberi kebahagian pada orang lain dengan izin Allah SWT. Jadi inilah  kebahagian yang paling bahagia.

(19)
Bersyukurlah - Syukur kerana senantiasa berasa cukup dan memuaskan dalam menjalani kehidupan didunia yang penuh ujian dan mehnah ini. Inilah sifat "Qona'ah" yang amat kurang didapati dikalangan manusia.

(20)
Bersyukurlah - Syukur kerana ringan dalam mengucapkan "Alhamdullilah" terhadap apa juga yang didatangkan Allah Azza Wajalla, lebih2 lagi bila nikmah yang bertambah-tambah.

(21)
Bersyukurlah - Syukurlah dikurniakan Allah SWT jiwa yang senantiasa ingin memperbaiki diri, meningkatkan iman dan amal. Istiqamah dalam mengimbangi "Syukur & Sabar".


Bersyukurlah dalam menjalani kehidupan didunia ini sebagai  Khalifah Allah Rabbul Jallil bertanggung jawab dengan urusan dunia, namun tetap juga jiwa dan raga memberi keutamaan dalam menjaga urusan agama buat bekal dihari pembalasan.



Friday

Bab: Syukur Denga Nikmat Allah SWT - (1)

Related image


Image result for syukur dengan nikmat allah

Syukur - Insan yang beriman akan sentiasa bersyukur dengan segala nikmat yang diberi Allah SWT. Sifat Syukur adalah sifat para-para anbiya atau Nabi2 serta Rasul. Seperti yang di firmankan olih Allah Rabul Jalil bahawa Nabi Nuh As dan Nabi Ibrahim AS adalah hamba2 nya paling bersyukur kepada Allah SWT.

Kumpulan Dalil Ayat Alquran Tentang Bersyukur

Banyak sekali ayat-ayat alquran tentang bersyukur yang tersebar di berbagai surat. Berikut ini beberapa ayat alquran tentang bersyukur yang mencakup perintah untuk senantiasa bersyukur, peringatan bagi mereka yang enggan bersyukur, serta kabar gembira tentang balasan yang akan Allah berikan kepada orang-orang yang mau bersyukur.
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
Maka ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku. – (Q.S Al-Baqarah: 152)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Hai orang-orang yang beriman, makanlah yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah. – (Q.S Al-Baqarah: 172)
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan sebagai pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir menyaksikan bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka wajib baginya berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan Dia tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu melengkapi bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. – (Q.S Al-Baqarah: 185)
وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلًا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الْآخِرَةِ نُؤْتِهِ مِنْهَا وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ
Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan atas izin Allah, sebagai ketetapan yang sudah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, niscaya Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. – (Q.S Ali Imran: 145)
مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا
Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman?. Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui. – (Q.S An-Nisa: 147)
وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهُ بِإِذْنِ رَبِّهِ وَالَّذِي خَبُثَ لَا يَخْرُجُ إِلَّا نَكِدًا كَذَلِكَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَشْكُرُونَ
Tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur atas izin Allah. Dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur. – (Q.S Al-A’raf: 58)
وَاذْكُرُوا إِذْ أَنْتُمْ قَلِيلٌ مُسْتَضْعَفُونَ فِي الْأَرْضِ تَخَافُونَ أَنْ يَتَخَطَّفَكُمُ النَّاسُ فَآوَاكُمْ وَأَيَّدَكُمْ بِنَصْرِهِ وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Dan ingatlah (wahai para muhajirin) ketika jumlahmu masih sedikit, lagi tertindas di muka bumi (Mekah), kamu khawatir orang-orang (Mekah) akan menculikmu, maka Allah berikan kamu tempat menetap (Madinah) dan menjadikan kamu kuat atas pertolongan-Nya dan memberikan kamu rezeki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur. – (Q.S Al-Anfal: 26)
وَاتَّبَعْتُ مِلَّةَ آبَائِي إِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ مَا كَانَ لَنَا أَنْ نُشْرِكَ بِاللَّهِ مِنْ شَيْءٍ ذَلِكَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ عَلَيْنَا وَعَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ
Dan aku mengikuti agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak dan Ya’qub. Tidaklah patut bagi kami mempersekutukan sesuatupun dengan Allah. Yang demikian itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia (seluruhnya), akan tetapi kebanyakan manusia tidak mensyukurinya. – (Q.S Yusuf: 38)
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambahkan nikmat-Ku kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangatlah pedih”. – (Q.S Ibrahim: 7)
رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak ditumbuhi tanaman di dekat rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat. Maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah rezeki kepada mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. – (Q.S Ibrahim: 37)
وَهُوَ الَّذِي سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُوا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Dan Dialah, Allah yang menundukkan lautan, supaya kamu dapat memakan daging yang segar (ikan) dari hasil laut itu, dan dari lautan itu kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur. – (Q.S An-Nahl: 14)
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam kondisi tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. – (Q.S An-Nahl: 78)
فَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا وَاشْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah Allah berikan kepadamu, dan bersyukurlah kamu atas nikmat Allah, jika memang hanya kepada-Nya kamu menyembah. – (Q.S An-Nahl: 114)
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ * شَاكِرًا لِأَنْعُمِهِ اجْتَبَاهُ وَهَدَاهُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Sesungguhnya Ibrahim adalah imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan juga hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan (120). Juga senantiasa mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah telah memilihnya dan memberikan petunjuk kepadanya menuju jalan yang lurus (121). – (Q.S An-Nahl: 120-121)
وَعَلَّمْنَاهُ صَنْعَةَ لَبُوسٍ لَكُمْ لِتُحْصِنَكُمْ مِنْ بَأْسِكُمْ فَهَلْ أَنْتُمْ شَاكِرُونَ
Dan Kami telah ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna melindungimu dalam peperanganmu. Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah). – (Q.S Al-Anbiya: 80)
وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا صَوَافَّ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ كَذَلِكَ سَخَّرْنَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Dan telah Kami jadikan unta-unta itu untuk kamu sebagai bagian dari syi’ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya. Maka sebutlah nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan sudah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan berilah makan kepada fakir miskin yang tidak meminta-minta dan yang meminta-minta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu untuk kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur. – (Q.S Al-Hajj: 36)
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا
Dan Dia (Allah) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur. – (Q.S Al-Furqan: 62)
قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ
Berkatalah seorang yang memiliki ilmu pengetahuan dari Al Kitab: “Aku akan membawakan singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu berada di hadapannya, ia pun berkata: “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”. – (Q.S An-Naml: 40)
وَمِنْ رَحْمَتِهِ جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Dan sebagian dari rahmat-Nya, Dia telah menjadikan malam dan siang untukmu, supaya kamu beristirahat pada malam harinya dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari), dan supaya kamu bersyukur kepada-Nya. – (Q.S Al-Qasas: 73)
إِنَّمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا وَتَخْلُقُونَ إِفْكًا إِنَّ الَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوا عِنْدَ اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ وَاشْكُرُوا لَهُ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat kedustaan. Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberimu rezeki. Maka mintalah rezeki itu dari sisi Allah, sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya lah kamu akan dikembalikan. – (Q.S Al-Ankabut: 17)
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ يُرْسِلَ الرِّيَاحَ مُبَشِّرَاتٍ وَلِيُذِيقَكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ وَلِتَجْرِيَ الْفُلْكُ بِأَمْرِهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya, Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan sebagian dari rahmat-Nya kepadamu dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya dan supaya kamu dapat mencari karunia-Nya. Dan mudah-mudahan kamu bersyukur. – (Q.S Ar-Rum: 46)
وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
Dan sungguh telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. – (Q.S Luqman: 12)
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Dan Kami perintahkan kepada manusia (untuk berbuat baik) kepada kedua orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orangtuamu, hanya kepada-Ku lah tempat kembalimu. – (Q.S Luqman: 14)
أَلَمْ تَرَ أَنَّ الْفُلْكَ تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِنِعْمَتِ اللَّهِ لِيُرِيَكُمْ مِنْ آيَاتِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ
Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di lautan atas nikmat Allah, supaya diperlihatkan kepadamu sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang yang banyak bersabar lagi banyak bersyukur. – (Q.S Luqman: 31)
الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ  *ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ  *ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ
Allah yang menjadikan segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah (7). Kemudian Dia menjadikan keturunan manusia dari saripati air yang hina (8). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan roh ke dalamnya. Dan Dia menjadikan untuk kamu pendengaran, penglihatan dan hati. Akan tetapi sedikit sekali kamu bersyukur (9). – (Q.S As-Sajdah: 7-9)
يَعْمَلُونَ لَهُ مَا يَشَاءُ مِنْ مَحَارِيبَ وَتَمَاثِيلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُورٍ رَاسِيَاتٍ اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya berupa gedung-gedung yang tinggi, patung-patung, piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah wahai keluarga Daud sebagai bentuk rasa syukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur. – (Q.S Saba: 13)
لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ
Sesungguhnya bagi kaum Saba’ terdapat tanda (kekuasaan Allah) di tempat kediaman mereka, yaitu dua buah kebun yang terletak di sebelah kanan dan kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah dari rezeki yang dianugerahkan oleh Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik, dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun”. – (Q.S Saba: 15)
فَقَالُوا رَبَّنَا بَاعِدْ بَيْنَ أَسْفَارِنَا وَظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ فَجَعَلْنَاهُمْ أَحَادِيثَ وَمَزَّقْنَاهُمْ كُلَّ مُمَزَّقٍ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ
Mereka menjadi sombong dan berkata: “Ya Tuhan kami, jauhkanlah jarak perjalanan kami”, dan mereka telah menganiaya diri mereka sendiri. Maka Kami jadikan mereka buah perbincangan dan Kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang bersabar lagi bersyukur. – (Q.S Saba: 19)
وَمَا يَسْتَوِي الْبَحْرَانِ هَذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ سَائِغٌ شَرَابُهُ وَهَذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَمِنْ كُلٍّ تَأْكُلُونَ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُونَ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ فِيهِ مَوَاخِرَ لِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Dan tidaklah sama antara dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lainnya asin lagi pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang bisa kamu pakai. Dan padanya kamu melihat kapal-kapal berlayar membelah lautan supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur. – (Q.S Fathir: 12)
إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ مَرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
Jika kamu ingkar, maka sesungguhnya Allah tidak membutuhkan apapun darimu. Dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-hamba-Nya. Dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu atas rasa syukurmu itu. Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah tempat kembalimu, lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu perbuat. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam (hati)mu. – (Q.S Az-Zumar: 7)
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ * بَلِ اللَّهَ فَاعْبُدْ وَكُنْ مِنَ الشَّاكِرِينَ
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (para Nabi) sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan Tuhan, niscaya akan terhapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi (65). Karena itu, maka hendaklah hanya kepada Allah saja kamu menyembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur” (66). – (Q.S Az-Zumar: 65-66)
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orangtuanya. Ibunya yang telah mengandungnya dengan susah payah dan juga melahirkannya dengan susah payah. Mengandung hingga menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku, dan supaya aku dapat mengerjakan amal yang saleh yang Engkau ridhai, dan berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”. – (Q.S Al-Ahqaf: 15)
كَذَّبَتْ قَوْمُ لُوطٍ بِالنُّذُرِ * إِنَّا أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ حَاصِبًا إِلَّا آلَ لُوطٍ نَجَّيْنَاهُمْ بِسَحَرٍ * نِعْمَةً مِنْ عِنْدِنَا كَذَلِكَ نَجْزِي مَنْ شَكَرَ
Kaum Luth pun telah mendustakan peringatan-peringatan (nabinya) (33). Sesungguhnya Kami telah menghembuskan angin yang membawa bebatuan kepada mereka, kecuali kepada keluarga Luth. Mereka Kami selamatkan sebelum fajar menyingsing (34). (Yang demikian itu) Sebagai nikmat dari Kami. Demikianlah Kami memberikan balasan kepada orang-orang yang bersyukur (35). – (Q.S Al-Qamar: 33-35)
أَفَرَأَيْتُمُ الْمَاءَ الَّذِي تَشْرَبُونَ * أَأَنْتُمْ أَنْزَلْتُمُوهُ مِنَ الْمُزْنِ أَمْ نَحْنُ الْمُنْزِلُونَ * لَوْ نَشَاءُ جَعَلْنَاهُ أُجَاجًا فَلَوْلَا تَشْكُرُونَ
Tidakkah kamu melihat air yang kamu minum? (68). Kamukah yang menurunkannya ataukah Kami yang menurunkannya? (69). Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan air itu asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur? (70). – (Q.S Al-Waqiah: 68-70)
قُلْ هُوَ الَّذِي أَنْشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ
Katakanlah: “Dialah Allah, yang menciptakan kamu dan menjadikan untukmu pendengaran, penglihatan dan hati”. Tetapi amat sedikit kamu bersyukur. – (Q.S Al-Mulk: 2)
Banyaknya ayat-ayat tentang bersyukur yang ada dalam alquran menunjukkan betapa pentingnya untuk senantiasa mensyukuri nikmat Allah. Semoga beberapa ayat alquran tentang bersyukur di atas bisa menjadi nasehat dan pengingat bagi kita untuk berusaha menjadi pribadi yang selalu bersyukur.
Related image
Bersyukurlah dengan setiap nikmat yang diberikan nya.