Tidak Zalim
Allah
. berfirman;
إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَذَكَرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًۭا وَٱنتَصَرُوا۟ مِنۢ بَعْدِ مَا ظُلِمُوا۟ ۗ وَسَيَعْلَمُ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓا۟ أَىَّ مُنقَلَبٍۢ يَنقَلِبُونَ ٢٢٧
"Selain dari orang-orang yang beriman dan mengerjakan perbuatan baik, mengingat Allah sebanyak- banyaknya dan mendapat kemenangan sesudah dizalimi. Dan orang-orang yang zalim itu nanti mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali"
(QS al-Syu’arâ’ [26]: 227).
Rasulullahﷺ bersabda;
“Kezaliman adalah kegelapan pada hari kiamat.”
Di tempat lain, Rasulullahﷺ bersabda;
“Barangsiapa berbuat zalim dengan sejengkal tanah, pada hari-kiamat Allah
.membebaninya dengan tujuh lapis tanah.”
Seorang ulama salaf berkata; “Janganlah kau zalimi orang-orang lemah (dhu‘afâ’). Jika menzalimi mereka, kamu termasuk orang-orang kuat yang jahat.”
Sayidina Jâbir رضي الله عنه meriwayatkan: Ketika orang-orang yang berhijrah ke Habasyah (Ethiopia) kembali kepada Rasulullahﷺ, beliau bertanya, “Akankah kalian memberitahukan kepadaku ketakjuban yang lain yang kalian lihat di tanah Habasyah?”
Qutaybah—dan di tengah mereka ada Sayidina Ali Bin Abu Talib رضي الله عنه —menjawab, “Wahai Rasulullah, ketika pada suatu hari kami sedang duduk-duduk, tiba-tiba lewat di hadapan kami seorang nenek-nenek dari penduduk Habasyah sambil memikul sebuah tempat air di kepalanya. Lalu, dia melewati seorang anak muda yang juga penduduk Habasyah. Anak muda itu menepuk pundak nenek tersebut dan mendorongnya hingga terjatuh sehingga tempat airnya pecah. Ketika nenek itu berdiri, dia memandang kepada anak muda itu dan berkata, ‘Engkau akan tahu, wahai pendurhaka,
Allahﷻ perlihatkan Al-Kursîy dan mengumpulkan orang-orang terdahulu, kemudian tangan dan kaki mengatakan apa yang telah mereka lakukan. Kelak engkau akan tahu perkaraku dan perkara-mu.”
Kemudian, Rasulullahﷺ bersabda, bahwa ada lima orang yang Allah
. murkai. Jika Dia berkehendak, Dia menimpakan kemurkaan-Nya kepada mereka di dunia. Jika tidak, pada hari kiamat, Dia menempatkan mereka di neraka. Mereka itu adalah pertama, pemimpin kaum yang merampas hak rakyat, tidak berbuat adil terhadap mereka, dan tidak mencegah penganiayaan kepada mereka.
Kedua, pemimpin kaum yang ditaati, tidak berlaku adil di antara orang- orang kuat dan orang-orang lemah, dan berbicara menurut hawa nafsu. Ketiga, seseorang yang tidak menyuruh keluarga dan anaknya agar taat kepada Allah
. dan tidak mengajarkan ajaran-ajaran agama kepada mereka. Keempat, seseorang yang mempekerjakan buruh tetapi tidak membayarkan upahnya. Kelima, seseorang yang berbuat zalim dengan tidak memberi nafkah istrinya.
‘Abdullâh bin Salâm رضي الله عنه berkata, “Ketika Allah
. menciptakan makhluk, mereka berdiri di atas kaki, dan kepala mereka ditengadahkan ke langit. Mereka berkata, ‘Wahai Tuhanku, bersama siapakah Engkau?’ Allahﷻ menjawab, ‘Bersama orang yang teraniaya hingga dikembalikan kepadanya haknya.
”’Wahab bin Munabbih رضي الله عنه berkata, “Seorang pembesar membangun sebuah istana. Lalu, datang seorang nenek tua yang miskin dan membangun gubuk kecil tempat tinggalnya di samping istana itu. Pada suatu hari, pembesar itu menunggang kuda dan mengelilingi istananya.
Kemudian, dia melihat ada sebuah gubuk. Dia bertanya, ‘Milik siapa gubuk ini?’ Ada yang menjawab bahwa gubuk itu tempat tinggal seorang nenek tua. Dia memerintahkan pengawalnya untuk menghancurkan gubuk itu. Kemudian, nenek tua itu datang dan melihat gubuknya telah hancur. Nenek itu bertanya, ‘Siapa yang telah menghancurkannya?’
Ada yang menjawab bahwa pembesarlah yang telah menghancurkannya. Lalu, dia menengadahkan kepalanya ke langit dan berdoa, ‘Wahai Tuhanku, aku ini teraniaya, di mana Engkau berada?’ Segera Allah
. menyuruh malaikat Jibrîl untuk membalikkan istana itu beserta seluruh isinya.”
Abû Umâmah رضي الله عنه berkata, “Pada hari kiamat, seorang zalim didatangkan hingga ketika berada di atas jembatan Neraka Jahanam, dia ditemui seseorang yang pernah dia aniaya.
Orang-orang yang teraniaya terus-menerus menuntut orang-orang zalim hingga tidak ada lagi kebaikan di tangan orang-orang zalim itu Jika orang-orang yang teraniaya tidak menemukan kebaikan di tangan orang-orang zalim, mereka memikul kan kejelekan-kejelekan mereka ke pundak orang-orang zalim menurut kadar kezaliman mereka sehingga mereka dilemparkan ke dasar neraka.”
‘Abdullâh bin Anîsرضي ال عنه berkata: Aku pernah mendengar Rasulullahﷺ bersabda;
“Pada hari kiamat, semua hamba dikumpulkan dalam keadaan tidak beralas kaki dan telanjang. Lalu, ada seruan yang suaranya terdengar dari jauh seperti yang terdengar dari dekat, ‘Akulah Raja yang disembah, yang tidak memerlukan siapa pun dari penghuni surga agar masuk surga dan tidak memerlukan seorang pun dari penghuni neraka agar masuk neraka, dan di sisinya ada keteraniayaan hingga tamparan dan selebihnya.
Tuhanmu tidak menzalimi siapa pun.” Lalu, kami bertanya, “Wahai Rasulullah, Bagaimana kami datang dalam keadaan tanpa alas kaki dan telanjang?” Beliau menjawab, “Bagi kebaikan dan kejelekan ada balasan yang setimpal. Tuhanmu tidak menzalimi siapa pun.”
Dikisahkan bahwa seorang Kisra mengambil seorang guru untuk mengajari dan mendidik anaknya. Pada suatu hari, setelah anak itu dewasa dan memperoleh banyak ilmu, guru itu memukul anak tersebut dengan pukulan yang sangat keras tanpa kesalahan dan sebab apa pun.
Anak itu pun menaruh dendam kepada gurunya hingga dia dewasa dan diangkat menjadi raja sepeninggal ayahnya. Lalu, dia memanggil gurunya dan bertanya, “Mengapa dulu engkau memukulku dengan pukulan yang sangat keras tanpa kesalahan dan sebab apa pun?”
Guru itu menjawab, “Ketahuilah, wahai Raja, sepeninggal ayahmu, aku ingin engkau merasakan pukulan sehingga di kemudian hari engkau tidak tega menzalimi siapa pun.” Raja itu berkata, “Kalau begitu, semoga Allahﷻ membalasmu dengan balasan yang lebih baik.” Lalu, raja itu mempersilahkan gurunya pulang.

